Alhamdulillah saya masih hidup, sehat, dan insya Allah lebih baik lagi sehingga bisa menuliskan catatan-catatan kecil ini. Tiga hari setelah dilantik sebagai anggota Wanadri. Ceritanya hari Ahad pagi tanggal 10 Agustus 2008 pukul 10.00, panglima TNI Jend. Djoko Santoso secara resmi menutup Pendidikan Dasar Wanadri 2008 sekaligus melantik kami, 88 orang terdiri dari 80 putra dan 8 putri, sebagai anggota baru Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri dengan nama angkatan Bayu Windu. Bayu artinya angin dan windu ialah delapan, atau delapan mata angin yang mennyimbolkan penjelajahan. Selain kata angin yang berkesan bagi kami dan juga angka delapan yang spesial bagi angkatan kami.
Di atas itu semua ada hal yang bagi saya lebih penting, yaitu makna dan pembelajaran yang diperoleh selama 28 hari PDW 2008. Saya datang ke PDW 2008 dengan niat utama untuk mendapat momentum dan penyegaran dalam hidup saya, bahasa melankoliknya ialah berhenti sejenak. Beberapa sahabat saya heran mengapa saya memilih melakukannya melalui PDW 2008, apa hubungannya dengan niat saya itu. Saya sampaikan kepada mereka bahwa setahu saya model pembelajaran di PDW ialah ”membenturkan” manusia dengan alam dan mengondisikan kita (peserta) dalam kondisi yang ekstrem secara fisik dan mental. Sehingga dengan pengalaman tersebut kita bisa menjadi manusia yang tangguh dan andal. Saya berpikir model pembelajaran ini cocok dengan masalah yang saya hadapi belakangan ini yaitu lemahnya tekad dan kemauan serta kurangnya semangat dan militansi.
Faktor berikutnya yang mendorong saya mengikuti pendidikan ini ialah kecintaan dan obsesi saya untuk bertualang. Dari sekian mimpi-mimpi besar saya, saya punya satu impian sederhana atau tepatnya angan-angan, yaitu menginjakan kaki di setiap penjuru kolong langit ini. Barangkali berada di tengah Sahara, puncak Himalaya, belantara Amazon, di pusat kutub Artik atau Antartika, atau di tengah Samudera Pasifik. Alhamdulillah sebagiannya sudah dimulai, walau baru sebatas Tangkuban Parahu, Cikole, Puntang, Rancaupas, dan paling jauh pantai selatan di Garut. Mudah-mudahan keinginan sederhana ini bisa terwujud dengan sedikit ilmu yang saya peroleh dengan mengikuti PDW 2008 ini. Dan last but not least, secara insya Allah saya ditakdirkan sebagai seorang da’i dengan motto nahnu du’at qabla kulli syai’in, keberadaan saya di Wanadri tentunya tidak akan lepas dari konteks yang satu ini. Wanadri dengan segala kebesaran nama, anggota, jaringan, dan sejarahnya adalah satu jenak kehidupan manusia yang tentunya akan makin hidup dengan sentuhan dakwah. Kalau bahasa kerennya ini adalah sebuah mobilitas horizontal.
Harga yang saya bayar untuk niat ini sangat mahal. Bukan hanya soal biaya, karena biaya pendidikan cukup murah yaitu hanya 600 ribu dan 1,5 juta untuk peralatan, logistik, dan sebagainya. Melainkan soal biaya waktu yang harus diinvestasikan. Satu bulan saya tinggalkan amanah-amanah dan kewajiban, satu bulan kehilangan kesempatan untuk mengisi liburan dengan hal-hal lain, dan yang paling berat adalah meninggalkan ikhwah-ikhwah di Bandung yang sedang berjuang memenangkan dakwah. Tapi niat saya sudah bulat, orang tua pun sudah memberi izin, dan amanah-amanah sudah saya delegasikan.
…
Maka berangkatlah saya di pagi buta itu, pukul empat dini hari, hari Ahad 13 Juli 2008 dibonceg sahabat saya Iwa dengan Vario putihnya sambil ngantuk-ngantuk dari Edulab ke sekre Wanadri Jl. Aceh 155. Setelah push up dua seri karena terlambat dua menit, solat subuh, dan cek kelengkapan lainnya, tepat pukul 5.30 kami diberangkatkan per regu untuk Long March dari Jl. Aceh sampai Situ Lembang lewat Punclut-Lembang-Jayagiri-Tangkuban Parahu. Kami baru sampai Kawah Upas, Tn. Parahu jam empat sore. Setelah istrirahat satu jam kami diberangkatkan lagi. Sebelum berangkat kami (saat itu masih berjumlah) 115 orang dibariskan di Kawah Upas, di depan kami adalah tebing kawah upas ke puncak Tangkuban yang menjulang tinggi. Pelatih kami Kang Kacus (salah satu yang sudah sangat senior, alumni TI ITB) berkata kepada kami, ”Tuan-tuan! Di depan kita ini adalah gerbang Pendidikan Dasar Wanadri, kita akan membukanya sekarang dan memasukinya, dua puluh delapan hari lagi kita juga akan keluar dari sini dan menutupnya. Dan selama itu perjuangan kita akan sangat berat. Sebelum itu saya ingin menawarkan lagi, adakah tuan-tuan yang ingin mundur!?”, ”Wanadri Tidak!!” Jawab kami, para tuan (panggilan untuk siswa PDW). Saat itu saya berdoa memohon kepada Allah swt agar diberi ilmu, hikmah, dan akhlak yang lebih baik dengan pilihan saya ini. Dan saya pun memohon hidayah, perlindungan, keselamatan, serta kesehatan selama mengikuti proses ini.
…
Pagi itu, sekitar jam setengah sembilan, di Puncak Tangkuban Parahu, tepat di atas tebing turun ke Kawah Upas, dua puluh delapan hari setelah gerbang Kawah Upas dibuka, kami (sekarang tinggal) 88 orang dibariskan. Seperti 28 hari yang lalu, Kang Kacus berbicara lagi kepada kami. Bahwa sekarang saatnya kami keluar dari gerbang ini lalu menutupnya. Kang Kacus mengingatkan kami tentang hikmah apa yang akan kami bawa pulang setelah proses yang panjang dan berat ini. Ia pun mengingatkan kami tentang nilai-nilai Wanadri yang salah satunya adalah tidak berhenti belajar dan berlatih sampai kita mati. Saat itu saya tertunduk berdoa dan menangis, memohon ampun kepada Allah swt atas semua dosa, kesia-siaan, dan kelalaian khususnya selama 28 hari ini. Serta memohon kepada-Nya agar semua niatan saya dikabulkan.
Kami pun menuruni tebing menuju Kwah Upas. Dengan sambutan ledakan TNT, rentetan tembakan, serta granat asap kami tiba di tempat upacara pelantikan. Pagi itu Kawah Upas seperti Gasibu di Minggu Pagi. Hampir seluruh anggota Wanadri hadir, dan tentu saja yang akan melantik kami yaitu Panglima TNI beserta anak buahnya dari baret merah (KOPASSUS), oranye (PASKHAS), ungu (MARINIR), biru (PM), ada juga pejabat dari Dephub, Kemeneg LH, Dephub, Sekda Jabar, dan yang lainnya. Dan yang paling istimewa tentu saja para undangan yang merupakan orang tua dan keluarga para siswa. Dari kejauhan akhirnya saya bisa melihat Ibu dan Mang Ihsan. Yang paling mengembirakan ialah walaupun secara simbolik yang melantik adalah panglima TNI, ternyata untuk semuanya yang melantik ialah orang yang lebih penting dari panglima, yaitu orang tua masing-masing! Disematkanlah badge oranye itu oleh ibuku di lengan kiri kemeja lapanganku.
Ada hal yang lucu saat pelantikan oleh orang tua dilaksanakan, hampir semua orang tua dan keluarga yang lain menangis saat bertemu, apalagi ibunya. Tapi ibu saya malah tertawa cengengesan setelah tangannya saya cium, sambil berkata ”hehe, watir budak meni jadi kawas monyet, dekil, begang, hidueng, lehoan”. Paman saya lalu bertanya ke Ibu, ”Ceu, naha nu lain mah caleurik, ari Ceu Iyah (Ibu saya-red) henteu?”, ”Syukur mah pasti atuih Si Rihan salamet, sehat, ngan lehoan wungkul. Tapi da ieu mah kahayangan manehna, nya bungah atuh”. Ah, ibu..ibu.. engkau selalu menyayangiku dengan luar biasa dan dengan cara yang kadang tidak biasa, dan selalu memahami keinginan anaknya.
Teringat saya hari-hari kemarin, perjalanan panjang, melelahkan, yang menempatkan saya pada kondisi paling ekstrem secara fisik dan mental selama 28 hari,
– Satu hari satu malam Longmarch Jalan Aceh-Situ Lembang yang mengajarkan saya cara berjalan sambil tidur.
– Delapan malam tahapan Basic di Situ Lembang yang penuh kedisiplinan, beras merah, ikan asin, tahu, dan tempe, serta air situ lembang.
– Tiga hari di Citarum dan Tebing Citatah yang menyenangkan, membawa pulang oleh-oleh air Sungai Citarum di perut serta darah-luka dari batu Citatah di telapak tangan.
– Dua hari dua malam di Rawa-Pantai Pondok Bali-Blanakan Pamanukan, Subang. Yang indah dan sangat berkesan. Membawa oleh-oleh lumpur, tanah, dan kekotoran tiada tara.
– Satu hari penuh longmarch ± 30 km rel kereta api Indramayu-Pagaden Baru, Subang. Menghabiskan sekitar enam liter air minum.
– Satu hari setengah malam longmarch ± 50 km jalan raya Taman Ranggawulung Subang-Desa Cihanjawar Purwakarta. Mendapat bonus suntikan Betadine.
– Satu malam menginap di Balai Desa dan satu malam lagi di rumah warga Cihanjawar, sambil istirahat recovery dan bakti sosial.
– Empat hari empat malam yang indah dan menyenangkan di kawasan Gunung Burangrang dan sekitarnya, hari-hari yang penuh kebebasan dan keceriaan terutama waktu operasi navigasi darat dan SAR.
– Empat hari tiga malam yang luar biasa! Bertahan hidup di hutan dengan berbekal golok, korek, lilin, parafin, dan uyah. Saya betul-betul belajar makna hidup di sana. Semoga menjadi pengalaman survival pertama dan terakhir.
– Satu malam di Puncak Tangkuban, menghitung detik-detik akhir, kami berkumpul dan memberi nama kami nagkatan Bayu Windu.
Hari itu saya pulang ke Bandung dengan berat badan menyusut tujuh kilo. Tapi bukan itu yang penting. Saya pulang ke Bandung dengan tiga hikmah utama. Yaitu Syukur, Sabar, dan Militansi. Selama 28 hari saya belajar tiga hal tersebut, bukan belajar menambah tahu, tetapi belajar merasakannya.
Next: cuplikan-cuplikan cerita yang berkesan selama PDW 2008 dan gambarnya
Pertamaxxx.
Oi2……….pantesan kamari leteng kitu.
ck ck ck……
NGACAI urang!
Arung jeram! Panjat Tebing! Oh no…..!!
Iraha saya melakukan hal2 seperti itu ya?
Keren han, keep sharing.
Wah, kang kalo gak Kerja Praktek mah, saya ikutan. jadinya nunggu tiga tahun lagi.
Jigana Di kader akang lagi. hehehe…
@emon
naon euy pertamaxxx, dagang ente? Sip-sip, enke lah urang ulin bareng mun aya kesempatan..
@idho
sok lah, diantos
tabah sampai akhir tuan!!!
ayo program p3 udah di depan mata, kita selesein bareng bareng juga.. ok… wanadri!!!
@rihan
bener lho ya? main bareng? awas loh
saya tagih terus nanti.
salam,
Ckckck,
Luar biasa kang, akhirnya bisa baca kisahnya!
Udah nyampe titik stasioner krisis hidup kang?
Ditunggu cerita lengkapnya
wow…lizi tau betul tuh keseruan ikut pendidikan dasar wanadri.dari temen lizi lah tentunya…
sayang bgt g ikut, jd nyesel…banyak pisan amanah yg sama sekali g bisa di delegasikan pada siapa pun.mudah2an pendas selanjutnya bisa ikut.amin…
kenal ma Arif krisnahadi alias ajuy (FI’02) ma Kathya (Fi’04). Kathya itu ketua angkatan himafi 2004, eh…denger2 dia jd wakil angkatan yah???
@yorga
hehe, bukan stasioner lagi, asimptot tepatnya, ekstrem lah bro..
@lizi
sok atuh diantos. Iya, salam buat mereka berdua ya.., btw, link-link-an yah..
pemuda tangguh 🙂
@kang arif
biasalah..anakmuda jaman sekarang..hehe,pissah
Selamat yah, semoga ketidak hadiran bersama yang lain dalam moment “perjuangan” lalu membawa hikmah. Semoga banyak yang bergabung dan ikut “memberi warna”.
giLaaa!!!
sayang aku kemarin mengundurkan diri kaRena aLasan yang tidak masuk akaL saMa sekaLi..
yaitu gak bisa jaLan..kakiku patah…
masih ingat gak kaMu aMa aku..
peSerta daRi medan…putri…
ehhehehehehehehehe
“seLamat iah…semOga kaMu bisa Menjadi seperti apa yaNg kamU mau..dan kaMu menemukan jaLan untuk meNjadi yaNg LEbih baik Lagi….dan semOga Kamu beRguna buat WaNadri dan waNaDri beRguna buat kaMu”
tidak MEngeLuh tuan puTri…
kata-kata itu terus beRgeMIng di kuping aku…
wanadri….wanadri…wanadri…
JIka Allah mengijinKan..aku ikutan Lagi tahun 2011…
doain rHa iah 🙂
tuan putri rha! Kema aja kamu.. hehehe..
“tidak MEngeLuh tuan puTri…
kata-kata itu terus beRgeMIng di kuping aku…”
Good point!
Bukan sekedar menjadi wanadri, tapi seperti apa setelah PDW..
Sampai ketemu lagi ya…
salut buat wanadri
kamana wae han???
ulin atuh ka sekre, keur sibuk edeuk aya gladian.
belajar melalui alam euy!
survive, evasion, resistant, escape.
ass ww
salam kenal geng…
barusan iseng2 saya googling :kacus…eeehhh ternyata ada dan di blog anda….
oya nanti cerita2 lagi ya…hampir j 02.00
silahkan daftar di milis wanadri @yahoogroups.com ,via kirim email ke saya dan juga bisa ajak teman2 amw lainnya juga ya..
salam
fahrizal w0310al
-kang fahrizal:
wslm.
Salam kenal kang! Nuhun kang, siap, segera gabung milis.
-denz
hapunten abdi ka sadayana.ieu nuju seeur emutan, hususna ngudag sidang tugas akhir. Hapunten, can tiasa mantuan.
Hallo Gank..!!!
Selamat ya… udah bisa lolos dari PDW 2008 🙂
Semoga semakin bersemangat !!!
salam,
arief
pdw’99, Kabut Lembah
Selamat yah… sampai akhir gak? – Sy angkatan 78 – W375 acyka
@ kang arief, teh ai..
Nuhun kang, teh. saya sudah jadi AMW 2070 Bayu Windu
Slamat yach!! atas kerja kerasmu yg luar biasa!!
sukseskan Gladian yg tinggal menghitung hari ini!!
jadikan gladian acara yg menarik! berbagiLah ilmu dengan saudara2mu!!
salam Ayu “MAHESA” (peserta gladian)
Baru kali ini saya baca motivasi ikut PDW yg sangat berbeda, apalagi dengan tiga hikmah yg didapat : syukur, sabar dan militansi. Salut buat kang rihan.
W 845 HR
@ Kang Ibung & Teh Ayu
Nuhun!
hidup wanadri lah… salut, yg sudah baguss di jaga agar tetap bagus dan lebih bagus.. ka mang omen..juga pertahankan repeaternya… agar lbh bagus untuk kegiatan Wanadri.. Rohjring… mang daging juga kamana wae..tah.. kolot teh rada menyepi nya…
pa kabar tuan?
hohoho..
jadi tau juga kemaren2 akang ngapain di sono…
bagi2 ilmunya kang………
aslamkum kang reyhan kmh damang emut nuju long marc jln raya habis perbekalan ditengah hutan purwakarta berdua lg ngudag daharen batur 1 km !dari pada pingsan kalaparan nya han !nuju sibuk naon kang
assalamu’alaikum
lagi nyari-nyari foto PDW eh ketemu kang rihan.kumaha damang ustadz?masih kaemut sareng abdi? iraha main ka bogor?diantosan…tulisanna HADE pisan euy 🙂
Mantap Geng !!! Salam : W753KL
nuhun kang, salam kenal
Saluuuuuuuttttt………….
kutunggu di penobatan NRPmu…….
Tabah sampai Akhir…
ini baru keren…ikut PDW bukan buat gaya, tapi buat persiapan menghadapi kerasnya dunia dakwah, emang seharusnya begitu, karena kalo ga gitu, maka ikut PDW cuma akan menjadi kesia-siaan belaka dimata Allah. Ikut PDW seharusnya ditambah dengan niat untuk latihan jihad fisabilillah, karena kalo ga gitu kayaknya kurang lengkap tuan…
coba saya tau kamu yang agak Islami begitu, pasti kemarin saya bantu kamu untuk bisa lebih khusuk ibadah
ya udah, sekarang mah kuliah wanadri yang bener, niatkan untuk mengambil semua manfaat dari PDW dan Wanadri untuk menegakkan Kalimat Allah Dibumi ini
eh tapi ngomong2 siap ga diberangkatin kepalestina?
Fathi Hujan Rimba
nuhun kang fathi, salam kenal
yuk lah kita bareng ke bumi jihad palestina 😉
salam….
pengalaman yang sangat menabjubkan susah tuk dilupakan…
pelajaran yang indah dengan sejuta makna..
hebat kang !!!!!
parsyaratana naon we mun bade lebet wanadri teh?
selamat ya kang !
SALAM RIMBA
syaratnya ikut tes medik, tes psikologi, dan kelengkapan peralatan, itu aja
salam rimba
mksdnya kelengkapan peralatan apa ya?
tlng donk tgl pembukaan wanadri 2009 kapan?
thank.s
peralatan dan perlengkapan pendidikan seperti ransel, sepatau, ponco, dsb.
PDW tiap 2 atau 3 tahun sekali. 2009 gak ada
aslmkum kang reyhan nju sibuk naaon yeuh ? wah sibuk kampanye sigana mah nya ? yg lain tereh menang nomer euy,geus bareres p3 babaturan nu lain mah kra2 iraha nya urang bs ngiluan P3 yeuh ? amw 2059 bayu windu
kieu weh mang lili.. mencari sesuap dua suap nasi.. sareng keridhaan Ilahi.
Ah, kampanye naon akang?
Wow….cerita ttg PDW 2008 begitu mengharukan. Saya jd tertarik untuk ikut next PDW.
Salam kenal,
Julian Manoppo – SULUT
salam kenal juga, ya, ditunggu di PDW berikutnya
nuhun kang
waahhh beurat pisan euy, kalau saya bisa gak yah lulus di PD WANADRI. kasih tips donk gimana caranya agar saya bisa masuk wanadri!!
insya Allah kamu pasti bisa kok, asal kita punya tujuan yang jelas
yang penting niat dan tujuannya. PDW jadi penting jika diperjuangakn untuk tujuan dan alasan yang besar!
Innamal;amalu bin niyat
luar biasa
selamat kang
Dear sahabat..,
Bravo dan Selamat..,!
Saya baru baca Blog’mu..,
Luarbiasa Mantafff..,
Amazing..,
Salam Hormat saya..,
Otto Otten (Maung Banten)
hatur nuhun, salam kenal kang
Bismillah pengalamanku kurang lebih sama dgn antum jadikan ini sbg medan dakwah yg syar’i yg perlu digaris ats buang sifat militansi krn itu tdk membuahkan hasil utk jihad fisabilillah krnALLAH akn memberikan kmenangan jk para tentara2ALLAH menegakkan kalimat tauhid diseluruh hati manusia sy nasehatkan kpdAntum utk membuang sifat militansi krnWANADRI mendidik bkn utkMelawan&bertobatlah kpdAllah srt memohon utk ditunjukkan diatsJln yglurus jazakamallah khairan barakallahufiik ARIF(081360098979)
kata salut dan selamat saya ucapkan,,,
suatu pendidikan saya sangat idam2kan tapi karena kondisi dan takdir pula yang menyebabkan saya tidak bisa menggapai mimpi termulia saya untuk menjadi anggota wanadri,,,
tolong ceritakan ilmu yang anda dapatkan di PDW 2008 mas…tolong ya!
terimakasih..
masih ada kesempatan berikutnya. yang penting siapkan niat dan persiapan yang baik. PDW hanyalah sarana, yang penting tujuan dan alasannya!
salam rimba…………
kapan dibuka penerimaan anggota baru wanadri..?
apa saja perlengkapan yang harus di siapkan oleh peserta…?
kalau semua lancar insya Allah akhir tahun ini.
perlengkapan standar pendaki gunung aja. lumayan banyak. masalah dana perlu disiapkan dari sekarang. siapkan aja sekitar 1,5 – 2 juta (total semuanya: pendaftaran, perlengkapan, perbekalan)
assalamualaikum wr.wb
manstabb juga pembelajarannya
klo boleh tau wanadri itu pns yahh??!!
makasihh
hehe, sanes atuh
wanadri ok bgt
wadduhhhhhhhhhh seru bgt katingali na pendidikan teh? tapiiiiiiiiiii pasti aya cape na nya kang…….?
salam kenal we ah ka sadayana
utami na mah ka teteh2 na, wios?
siganamah carita pendidikan moal sweep- seep pami dicaritakeun teh nya????????????
kang persiapan na noan wae lamun bade ngiringan PDW??? tras kaluar acis baraha tah??
Assalamu alaikum akhi, salam kenal, mudah-mudahan suatu saat Allah mempertemukan kita, saya juga sering ke bandung, dan juga pernah merasakan dinginnya air danau situ lembang, antum tentu kenal dengan Fahme dari padang, dia salah satu sahabat saya. minggu kemaren kami sempat ketemu di kalibata.
assalamualaikum wr wb
yaa akhi, kaleresan urang neangan ikhwan kader nu bisa dakwah di wanadri.
Pas pisan cita2 urang ge kitu.
pang ingetkeun ka angkatan BW SS
inget janji wanadri nu pertama
demi kehormatanku akan bersungguh sungguh menjalankan kewajibanku pada Tuhan YME dst dst
jadi mun jadi wanadri kudu ngajaga shalatna jeung akhlak lainna
sanes kitu akh.
wassalam
W.649 BARA
sukses slalu ya bang
semoga 3 hikmah utama yg abang dapatkan akan slalu ada dalam kehidupana abang..
aq mw liat doung foto2 perorangan angakatannya abang..
mksih
dengan didikan alam, menjadikan jiwa kita setegar batu tebing, mencetak mental yang tangguh, setangguh batu karang yang diterpa ombak,,,,,,, JAYA SLALU PERHIMPUNAN PECINTA ALAM INDONESIA, CETAK MANUSIA DGN MENTAL DIKSAR YANG MENDIDIK,,,,,,@sb046Mapala WB
salam rimba.. untuk Tuhan dan bangsa
bang mau nanya ni,kalau kita mau pendidikan dasar wanadri katanya kita harus kontrak mati ya sama wanadri ya bang?
bukan sama wanadri nya.. tapi menandatangani surat bermaterai untuk siap menerima semua resiko dari kegiatan PDW (termasuk resiko tertingginya ya kematian)
emmpp ass..
maaf mau tanya a
masih ada pendaftaran ga yah buat anggota baru?
trus mao tanya kalo misalnya dari dasar belump tau belump pernah ikut org.pecinta alam, boleh ga yah kalo misalnya saya berminat buat ikut ?
makasih sblmya
wss 🙂
wslmwrwb..
gabung sama wanadri dengan ikutan PDW, next-nya mungkin diadakan tahun 2012 atau 2013 si bulan juli-agustus
saa juga gabung dari nol kok, yang penting ada niat yang teguh, fisik yang memadai, serta sehat, juga melengkapi persyaratan administrasi mauipun peralatan standar pecinta alam
Ass..
mav mau tanya masih bisa ga yah kalo mao ikut gabung sama anggota dari wanadri?
gimana caranya? terus apa musti harus ada basic dulu ikut organisasi pencinta alam apa ga?
makasih sblmnya ia a..
wss
No Risk, No Fun !!!
More Risk, More Fun !!!
bravo lah wanadri pokoknya..
salam kenal yah, saya tiara, dari padang,,
sukses selalu ya, kang rihan,.
hebat2…pngen Gabung oey…tp wktuny agk sult… SALAM LESTARI
salam rimba
lur teruskan perjuangan mu kawan gapai puncak tertinggi demi sebuah cita2 saya terharu liat perjuangan mu kawan,,, maju terus WANADRI…..
salam hormat evan dr KPA GIRI LOKA Kota tasikmalaya…jadi inget pendidikan mun maca nu kieu th hahaha
kisahnya inspiratif! mohon ijin share ya kang.
mangga
Sukses kang..